BEKASI – Puluhan warga Perumahan Bumi Kahuripan Indah (BKI), Sukatani, Kabupaten Bekasi, memprotes layanan PDAM Tirta Bhagasasi yang sering mati sejak Maret 2025 namun tagihan tetap berjalan. Warga merasa dirugikan karena suplai air terganggu dan harus membeli air galon setiap hari, sementara tagihan mereka tetap membengkak hingga Rp 200.000–500.000 per bulan .
Rio Harmonis (32), salah satu warga, menyebut kondisi ini menyebabkan mereka harus merogoh kocek Rp 60.000 setiap hari hanya untuk beli galon. Kejadian itu juga membuat warga terpaksa bergantung pada sumur bor tetangga . Barrier layanan yang tidak sebanding dengan tagihan membuat warga bertanya: mengapa pelanggan tetap dikenakan tagihan ketika masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih?
Direktur Usaha PDAM Tirta Bhagasasi, Ade Efendi Zarkasih, menyatakan gangguan terjadi karena jalur pipa dekat BKI mengalami kebocoran. Ia menyatakan pihaknya tengah menanganinya dan mempertimbangkan interkoneksi ke cabang Cikarang Barat untuk memperbaiki pasokan .
Warga menuntut solusi lebih permanen, seperti pembuatan penampungan air untuk mengantisipasi gangguan berulang. Sementara itu, PDAM menjanjikan evaluasi kontrak dengan mitra distribusi serta perbaikan kerusakan pipa untuk meminimalkan gangguan ke depan .
Sumber: Kompas
Penulis: FebriaDV