KOBRA Siap Diperluas, Kalimantan Timur Jadi Contoh Pemanfaatan Limbah Energi

redaksi

Balikpapan — Kompor Berbasis Biobriket Alternatif (KOBRA) hasil kolaborasi Institut Teknologi Kalimantan (ITK), BRIN, dan Yayasan Mitra Hijau diproyeksikan menjadi solusi energi alternatif di dapur rumah tangga, terutama di daerah penghasil sawit seperti Kalimantan Timur. Kompor ini dirancang untuk memanfaatkan limbah sawit dan kulit singkong, menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan.

Yunita Triana selaku ketua tim riset menjelaskan bahwa ketersediaan bahan baku sangat mencukupi. Dengan 1,3 juta hektare lahan sawit di Kalimantan Timur, diperkirakan limbah pelepah dan tandan kosong dapat diolah hingga jutaan ton setiap tahunnya. Energi yang dihasilkan dari biobriket ini bahkan mampu menggantikan kebutuhan listrik rumah tangga secara parsial.

Penggunaan Thermoelectric Generator (TEG) memungkinkan kompor menghasilkan listrik sendiri untuk menggerakkan kipas pemantik api. Kompor ini akan hemat energi hingga ratusan kilowatt per tahun. Dengan biaya produksi hanya Rp350 ribu, teknologi ini dinilai layak untuk dikembangkan secara massal.

Yayasan Mitra Hijau juga menyebutkan bahwa potensi energi bio di Indonesia mencapai 57 gigawatt, namun pemanfaatannya masih di bawah 5 persen. KOBRA dinilai sebagai bentuk implementasi nyata dalam mendorong energi baru terbarukan (EBT) dari level lokal.

Rencana ekspansi uji coba penggunaan kompor ini ke wilayah lain di Kalimantan maupun Sumatera telah dirancang. Pemerintah daerah serta pelaku usaha sawit diharapkan dapat mendukung pendistribusian dan pelatihan penggunaan KOBRA di komunitas-komunitas terpencil.

Penulis: FebriaDV

Baca juga

Bagikan:

Tags