TENGGARONG — Malam Minggu di pusat kuliner Jalan KH Ahmad Muksin, Kelurahan Timbau, berubah menjadi panggung refleksi pembangunan daerah. Di tengah riuh warga yang bersantai menikmati suasana, Rendi Solihin berdiri di atas panggung kecil, bukan untuk menyulut semangat dengan jargon politik, tetapi mengajak masyarakat mencerna logika dan angka.
Dengan suara tenang, Rendi menjelaskan bahwa jika ingin semua jalan di Kutai Kartanegara mulus, butuh dana antara Rp40 hingga Rp44 triliun. Jumlah yang luar biasa, mengingat anggaran tahunan Kukar saat ini hanya sekitar Rp14 triliun. “Yang bisa kita gunakan untuk pembangunan fisik paling banter cuma Rp3 triliun,” ujar Rendi. Itu pun setelah dipotong belanja wajib untuk guru, layanan kesehatan, kebersihan, dan kebutuhan esensial lainnya.
Rendi kemudian memaparkan hasil kerja konkret yang telah berjalan selama 2024. Pemerintah daerah mencatat pembangunan dan rehabilitasi jalan sepanjang 508,96 kilometer, serta pembangunan 100 kilometer jalan usaha tani. Fokus tidak hanya soal memperbaiki, tetapi menghubungkan kawasan strategis, termasuk pariwisata dan pertanian. Prioritas tahun lalu mencakup lima kecamatan: Tenggarong, Tenggarong Seberang, Loa Kulu, Sebulu, dan Muara Kaman.
Pembangunan jembatan juga tak luput dari perhatian. Sebanyak 16 jembatan baru dibangun, dan 20 jembatan lama diperbaiki. Untuk tahun ini, Kukar memusatkan perhatian pada jalur poros hulu, menghubungkan Kota Bangun, Kenohan, dan Tabang. Dana DAK dan APBD Kukar 2025 diarahkan ke titik-titik rusak terparah.
Di akhir paparannya, Rendi menegaskan bahwa pembangunan Kukar tidak bisa digesa demi popularitas. Wilayah Kukar yang 36 kali lipat dari Samarinda membuat pembangunan harus dilandasi strategi jangka panjang. “Saya tidak akan menjanjikan semuanya langsung mulus. Tapi saya berjanji: kita akan mulai dari yang paling penting, dan kita tidak akan berhenti,” tutupnya.
Penulis: FebriaDV