Distriknews.co, Kutai Kartanegara – Dua varian sambal khas Kutai Kartanegara (Kukar), sanga cabe jukut selai beung dan sanga cabe sarang burung walet, kini mencatat prestasi di tingkat nasional. Produk ini masuk dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai bagian dari 500 kreasi sambal nusantara yang digagas Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia (APJI).
Plt Kepala Dinas Pariwisata Kukar, Arianto, menilai pencapaian ini sebagai bukti kualitas kuliner lokal yang mampu bersaing secara nasional. “Produk masyarakat kita memiliki kualitas dan keunikan yang layak diakui. Ini bisa menjadi penyemangat bagi pelaku ekonomi kreatif lainnya,” ujarnya, Kamis (8/5/2025).
Keunikan kedua sambal ini tidak hanya terletak pada cita rasa pedasnya. Bahan lokal yang digunakan serta teknik olahan tradisional mencerminkan kekayaan kuliner Kukar yang diwariskan dari generasi ke generasi. Sanga cabe jukut selai beung, misalnya, menggabungkan rempah lokal dan sayuran khas daerah, sementara sanga cabe sarang burung walet mengedepankan cita rasa eksotis yang jarang ditemui di wilayah lain.
Dispar Kukar menekankan pentingnya pendampingan pemerintah dalam memperkuat daya saing produk lokal. Program pembinaan mencakup inovasi produk, standar kemasan, hingga strategi pemasaran yang bisa menjangkau pasar nasional maupun internasional. Data dari situs resmi Pemerintah Kutai Kartanegara menunjukkan, sektor kuliner dan UMKM berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi lokal, dengan potensi ekspor meningkat hingga 15 persen per tahun.
Selain meningkatkan nilai ekonomi, pengakuan MURI ini juga memperkuat posisi pariwisata Kukar. Kuliner unik kini menjadi salah satu daya tarik wisata, melengkapi destinasi alam dan budaya yang sudah dikenal. Wisatawan yang berkunjung dapat merasakan pengalaman gastronomi autentik sambil menjelajahi kekayaan lokal.
Arianto menambahkan, pencapaian ini menjadi momentum bagi seluruh pelaku ekonomi kreatif di Kukar untuk terus berinovasi. Pemerintah berkomitmen mendukung promosi produk kuliner, baik melalui festival, pameran, maupun kanal digital.
Ke depan, sambal khas Kukar diharapkan mampu memperluas pasar dan menjadi ikon kuliner nasional. Dukungan pemerintah, kreativitas masyarakat, dan kolaborasi dengan asosiasi kuliner akan menjadi kunci keberlanjutan dan pengembangan sektor ini.
“Selamat kepada semua pelaku ekraf yang terlibat. Dispar Kukar akan terus mendampingi langkah pengembangan berikutnya,” tutup Arianto.
(Adv/Disparkukar)



