Distriknews.co, Kutai Kartanegara – Upaya pengembangan pariwisata berbasis desa di Kutai Kartanegara (Kukar) terus diperkuat. Dinas Pariwisata Kukar (Dispar Kukar) menjadikan Pokdarwis Bekayuh Beumbai Bebudaya (B3) dari Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, sebagai contoh sukses yang bisa menginspirasi kelompok sadar wisata lainnya.
Desa Pela dikenal luas di kalangan wisatawan lokal dan nasional. Selain keindahan alam di tepi Sungai Mahakam, Desa Pela berhasil menonjol lewat konservasi Pesut Mahakam, mamalia air tawar endemik yang semakin langka. Upaya ini sekaligus menjadi ikon keberhasilan pengelolaan wisata yang mengedepankan pelestarian lingkungan dan kearifan lokal.
Plt Kepala Dispar Kukar, Arianto, menekankan pentingnya Pokdarwis Desa Pela sebagai role model. “Mereka akan membimbing Pokdarwis lain agar bisa berkembang bersama, berbagi pengalaman, dan praktik terbaik pengelolaan wisata desa,” ujarnya, Jumat (16/5).
Dispar Kukar telah menyiapkan program pembinaan intensif bagi Pokdarwis B3. Program mencakup pelatihan peningkatan SDM, sertifikasi kompetensi, hingga bantuan fasilitas penunjang. Semua upaya ini diarahkan untuk memperkuat fondasi pengelolaan wisata yang mandiri, berkelanjutan, dan berbasis masyarakat.
Menurut Arianto, Pokdarwis bukan sekadar pengelola destinasi, tetapi garda terdepan dalam menghadirkan pengalaman wisata yang autentik. Mereka memahami seluk-beluk desa, budaya lokal, serta interaksi dengan wisatawan secara langsung. “Pokdarwis itu ujung tombak pariwisata desa,” tegasnya.
Desa Pela kini menjadi pusat pembelajaran wisata desa. Pendekatan ini menekankan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan pemangku kepentingan lain. Fokusnya tidak hanya pembangunan fisik, tapi juga penguatan nilai sosial, budaya, dan lingkungan.
Melalui strategi ini, Dispar Kukar menargetkan terbentuknya jaringan desa wisata yang saling mendukung. Tujuannya menciptakan ekosistem pariwisata yang sehat, inklusif, dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat secara menyeluruh.
“Inilah strategi jangka panjang kami: membangun jaringan wisata desa berbasis komunitas, berdaya saing, dan ramah lingkungan,” tutup Arianto. Desa Pela menjadi bukti nyata bahwa wisata desa bisa menjadi motor penggerak ekonomi sekaligus pelestari budaya.
(Adv/Disparkukar)



