Distriknews.co, Kutai Kartanegara – Tanjung Tamannoh di Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, kini tampil sebagai destinasi wisata desa yang berkembang pesat. Dahulu hanya dikenal sebagai titik favorit untuk menikmati matahari terbenam, kawasan tepi Danau Semayang ini kini dilengkapi fasilitas modern berkat dukungan pemerintah sejak akhir 2024.
Ketua Pokdarwis Bekayuh Beumbai dan Bebudaya (B3), Alimin, menjelaskan bahwa momentum perubahan terjadi setelah Desa Pela meraih peringkat kelima dalam lomba desa wisata nasional yang digagas Kementerian Desa. Prestasi ini memicu pemberian dana dari pemerintah daerah untuk pengembangan infrastruktur wisata.
“Dana Bankeu sekitar 1 miliar rupiah digunakan untuk membangun jembatan, gazebo, dan gerbang. Hasilnya, kawasan kini semakin nyaman bagi pengunjung,” ujar Alimin, Sabtu (17/5/2025). Dukungan tambahan dari Bank Indonesia menambah lima gazebo lagi, sehingga total menjadi 13 gazebo menghadap danau.
Selain gazebo, wahana air seperti paddel boat dan banana boat mulai dipersiapkan. Menariknya, fasilitas ini sementara dapat dinikmati gratis karena jembatan sepanjang 150 meter menuju lokasi belum rampung sepenuhnya, sehingga pengelolaan komersial belum diterapkan.
“Karena jembatan belum selesai, fasilitas masih gratis. Pengunjung bisa datang, bersantai, atau melakukan kegiatan keluarga tanpa biaya,” tambah Alimin. Perencanaan Peraturan Desa (Perdes) nantinya akan menjadi dasar penarifan fasilitas dan pengelolaan wisata secara resmi.
Pemerintah Desa Pela menekankan pendekatan berbasis komunitas dalam pengelolaan Tanjung Tamannoh. Selain infrastruktur, penguatan sumber daya manusia melalui pelatihan Pokdarwis menjadi fokus utama agar pelayanan wisata berjalan lancar dan berkelanjutan.
Menurut data dari situs resmi Pemerintah Kutai Kartanegara, pengembangan wisata desa berbasis partisipasi lokal seperti ini terbukti meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Kegiatan wisata di Tanjung Tamannoh memunculkan peluang usaha kuliner, penyewaan perahu, dan jasa parkir, yang langsung menyentuh ekonomi lokal.
Sejak dibuka beberapa bulan terakhir, kunjungan ke Tanjung Tamannoh terus meningkat. Warga memanfaatkan lokasi untuk piknik, acara santai, hingga kegiatan komunitas. Antusiasme ini menjadi bukti bahwa wisata desa dapat tumbuh dari semangat lokal, ditopang kebijakan dan dukungan yang tepat.
“Sekarang siapa saja boleh datang dan menikmati fasilitas. Transportasi masih disiapkan sendiri oleh pengunjung, tapi semangatnya luar biasa,” tutup Alimin, menegaskan potensi Tanjung Tamannoh sebagai destinasi wisata desa yang berkelanjutan.
(Adv/Disparkukar)



