Desa Pela Siap Bersaing di Ajang Best Tourism Village Internasional

redaksi

ist.

Distriknews.co, Kutai Kartanegara – Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, kembali mempersiapkan diri untuk menembus panggung pariwisata internasional. Setelah mengikuti proses penilaian dalam program upgrade United Nations World Tourism Organization (UN Tourism) pada 2024, desa ini kini fokus pada tahap pembenahan menyeluruh.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bekayuh Baumbai dan Bebudaya (B3), Alimin, menjelaskan bahwa tahun 2025 menjadi masa penting bagi Desa Pela untuk memperkuat tata kelola, fasilitas, dan kapasitas masyarakat agar siap menghadapi seleksi Best Tourism Village (BTV) 2026.

“Program UN Tourism untuk upgrade sebenarnya sudah selesai tahun lalu. Tahun ini fokusnya perbaikan dengan Kementerian Pariwisata dan dinas terkait agar desa benar-benar siap,” ujar Alimin, Senin (19/5/2025).

Dalam persiapan BTV, Desa Pela akan bersaing dengan Desa Taro dari Bali dan Desa Bilebante di Nusa Tenggara Barat sebagai kandidat kuat perwakilan Indonesia. Ketiga desa ini dipersiapkan untuk melewati seleksi ketat ajang yang menilai kualitas pariwisata, lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat.

Alimin menambahkan, meski Desa Pela pernah diseleksi pada tahun sebelumnya, proses menuju tingkat dunia membutuhkan pembenahan menyeluruh. “Tahun lalu kita sudah diseleksi, tapi proses menuju level internasional panjang. Jadi persiapan harus matang,” jelasnya.

Tim juri internasional sebelumnya telah melakukan kunjungan ke beberapa lokasi, termasuk Kalimantan Timur, Bali, dan NTB. Evaluasi Kementerian Pariwisata menekankan peningkatan kualitas destinasi, termasuk manajemen lingkungan, fasilitas publik, dan keterlibatan masyarakat dalam pengembangan pariwisata.

Pendekatan ini juga sejalan dengan misi Dispar Kukar yang mendorong desa wisata berbasis komunitas, ekowisata, dan budaya lokal. Desa Pela memanfaatkan kekuatan lokal, seperti pelestarian Danau Semayang, ekowisata longboat, serta promosi budaya melalui homestay dan kegiatan kreatif.

“Secara teknis kita sudah bisa ikut, tetapi saran Kemenpar adalah menunda agar saat ikut nanti hasilnya maksimal. Ini kesempatan untuk memperkuat semua aspek,” pungkas Alimin.

Persiapan matang ini diharapkan menjadikan Desa Pela tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga di kancah pariwisata dunia sebagai model desa wisata unggulan.

(Adv/Disparkukar)

Baca juga

Bagikan: