Distriknews.co, Kutai Kartanegara – Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara (Dispar Kukar) memperkuat strategi pembangunan pariwisata berbasis desa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Program ini tidak hanya menargetkan peningkatan kunjungan wisatawan, tetapi juga menciptakan kemandirian ekonomi warga melalui sektor pariwisata lokal.
Langkah tersebut dijalankan melalui kerja sama dengan Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) dan Universitas Mulawarman. Kolaborasi ini fokus pada pendampingan, pelatihan, dan pembinaan bagi masyarakat desa agar mampu mengelola potensi wisata secara profesional. Lima desa kini tengah disiapkan sebagai peserta Lomba Desa Wisata Tingkat Provinsi Kalimantan Timur pada Juli 2025.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dispar Kukar, M. Ridha Fatrianta, menegaskan pentingnya pendekatan berbasis kapasitas sumber daya manusia. “Kami ingin masyarakat memahami bagaimana mengembangkan daya tarik wisata sekaligus mampu mengelolanya secara berkelanjutan,” kata Ridha.
Ia menjelaskan, pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) menjadi inti dari strategi Dispar Kukar. Kelompok ini berfungsi sebagai penggerak utama pengelolaan wisata di desa. Beberapa desa bahkan mulai menunjukkan inisiatif mandiri, seperti mengembangkan kawasan gua yang memiliki potensi sebagai destinasi minat khusus bagi komunitas pecinta alam dan penjelajah.
Selain pelatihan teknis, masyarakat juga mendapat pembekalan terkait tata kelola lahan dan keterlibatan masyarakat lokal. “Masalah pengelolaan dan kepemilikan lahan harus dibahas sejak awal. Keterlibatan masyarakat adalah kunci agar pengembangan wisata tidak menimbulkan konflik,” ujarnya.
Menurut data dari situs resmi Pemkab Kutai Kartanegara, sektor pariwisata desa menjadi salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Daerah 2025-2026. Program ini diharapkan dapat menumbuhkan ekonomi lokal sekaligus menjaga kelestarian lingkungan dan budaya setempat.
Penyerahan Surat Keputusan (SK) Pokdarwis sempat tertunda karena padatnya agenda akhir 2024 dan libur panjang awal tahun. Namun, Dispar Kukar memastikan seluruh dokumen telah selesai diproses dan akan dikombinasikan dengan kegiatan sosialisasi dan pelatihan pada pertengahan tahun ini.
Hingga Mei 2025, Dispar Kukar telah melakukan pendampingan di tiga desa wisata prioritas: Desa Kersik, Sumbersari, dan Sangkuliman. Setiap desa mendapatkan program yang disesuaikan dengan kebutuhan. “Di Kersik ada sepuluh pelatihan, Sumbersari enam, dan di Sangkuliman difokuskan pada penguatan event wisata lokal,” kata Ridha.
Ia menambahkan, permintaan pelatihan tidak hanya datang dari Dinas, tetapi juga dari masyarakat sendiri. Contohnya, warga Sumber Sari mengusulkan pelatihan kuliner dan manajemen event agar dapat mengembangkan UMKM berbasis wisata. Pendekatan partisipatif seperti ini menjadi model yang terus diperluas oleh Dispar Kukar dalam membangun pariwisata berkelanjutan di tingkat desa.
(Adv/Disparkukar)



