distriknews.co, TENGGARONG – Bukit Biru di Desa Sumber Sari, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar), telah menjadi destinasi wisata favorit bagi banyak orang. Dari puncaknya, pengunjung bisa menikmati keindahan matahari terbit yang memukau, sebuah pengalaman yang tidak mudah dilupakan.
Namun, di balik pesonanya, keindahan Bukit Biru kini terancam oleh maraknya aktivitas penambangan di sekitar wilayah tersebut. Kekhawatiran semakin meningkat di kalangan masyarakat dan pengelola wisata yang melihat potensi dampak negatif terhadap kelestarian alam setempat.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kukar, Sugiarto, menyatakan bahwa sektor pariwisata sejatinya tidak bersinggungan langsung dengan kerusakan lingkungan. Namun, ia menekankan bahwa setiap aktivitas penambangan harus berjalan sesuai dengan perizinan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
“Wisata itu sendiri sebenarnya tidak ada kaitannya dengan kerusakan lingkungan. Jika tambang dianggap merusak destinasi wisata, hal itu kembali lagi pada proses perizinan. Setiap zonasi telah ditetapkan, mana yang boleh ditambang dan mana yang tidak,” ungkap Sugiarto.
Sementara itu, Slamet, salah satu pengelola wisata, menegaskan komitmen pihaknya untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan stakeholder terkait dalam mengembangkan potensi wisata di Kukar, termasuk Bukit Biru. Ia berharap, keindahan alam Kukar tetap dapat dinikmati wisatawan tanpa terganggu oleh aktivitas penambangan.
“Kami berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi wisata di Kukar. Menjaga kelestarian alam dan lingkungan menjadi prioritas kami, sehingga wisatawan dapat merasakan pengalaman yang berbeda ketika berkunjung ke sini,” tutur Slamet.
Sugiarto juga menambahkan bahwa masyarakat yang menolak penambangan di sekitar Bukit Biru sudah memahami risiko sejak awal. Ia menegaskan, pengusaha tidak akan melakukan penambangan tanpa izin yang sah. Ia juga mengapresiasi kepedulian masyarakat Loa Kulu terhadap kelestarian lingkungan di daerahnya.
Penulis : Reihan Noor