Tambak Nila Ponoragan Tergenang, Petani Terancam Rugi Besar

redaksi

Kepala Desa Ponoragan, Sarmin

Distriknews.co, Kutai Kartanegara – Banjir akibat luapan Sungai Mahakam yang diperparah curah hujan tinggi kembali menghantam sektor perikanan. Desa Ponoragan, Kecamatan Loa Kulu, menjadi salah satu wilayah yang terdampak paling parah. Ratusan hektare tambak ikan nila milik warga kini tergenang air dan menyebabkan kerugian besar bagi petani.

Kepala Desa Ponoragan, Sarmin, menyebut sedikitnya 125 hektare tambak milik dua gabungan kelompok pembudidaya ikan (gapokdakan) gagal panen. Kondisi ini membuat pembudidaya terpaksa menanggung kerugian tanpa kepastian kapan bisa kembali berproduksi. “Yang kami harapkan hanya ada perhatian dari OPD terkait, karena Ponoragan adalah penghasil bibit ikan air tawar terbesar di Kalimantan Timur,” ujarnya.

Sekitar 60 persen warga Ponoragan menggantungkan hidup dari usaha tambak nila, sementara sisanya bekerja sebagai petani, peternak, atau pekebun hortikultura. Banjir ini bukan hanya menghentikan siklus panen, tetapi juga mengancam stabilitas ekonomi desa yang sangat bergantung pada sektor perikanan.

Menurut Sarmin, kebutuhan mendesak saat ini adalah penyediaan indukan ikan nila lokal berkualitas untuk mempercepat pemulihan. Pasokan bibit ikan dari Ponoragan sangat penting, terutama bagi pembudidaya keramba di sepanjang Sungai Mahakam yang selama ini bergantung pada desa tersebut. “Kalau tidak segera ditangani, kepercayaan terhadap Ponoragan sebagai sentra bibit ikan nila bisa hilang,” tegasnya.

Mengutip data dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kutai Kartanegara, produksi perikanan budidaya di Kukar pada 2023 mencapai lebih dari 158 ribu ton, dengan Ponoragan sebagai salah satu penyumbang utama bibit nila untuk wilayah Kaltim. Fakta ini menunjukkan peran strategis desa tersebut dalam mendukung ketahanan pangan berbasis ikan air tawar.

Situs resmi Pemkab Kukar juga menegaskan bahwa sektor perikanan menjadi salah satu pilar ekonomi daerah, selain pertanian dan perkebunan. Karena itu, kerusakan tambak di Ponoragan berpotensi memengaruhi distribusi bibit dan pasokan ikan di tingkat regional.

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar mendorong sinergi lintas instansi dalam menangani dampak bencana ini. Dukungan program pemberdayaan ekonomi desa diharapkan bisa menjadi jalan keluar agar pembudidaya cepat bangkit.

Dengan kerugian besar yang dialami, warga Ponoragan berharap bantuan segera hadir agar mereka bisa kembali mengelola tambak. Koperasi desa dan lembaga kemasyarakatan juga disebut akan dilibatkan dalam proses pemulihan untuk memastikan program lebih tepat sasaran.

(Adv/DPMD/Kukar)

Baca juga

Bagikan:

Tags