Distriknews.co, Kutai Kartanegara – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus memperkuat langkah menuju digitalisasi pelayanan publik melalui penerapan Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Terintegrasi atau Srikandi. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Kutai Kartanegara, dr. Aulia Rahman Basri, saat membuka Rapat Koordinasi Optimalisasi Aplikasi Srikandi sekaligus Anugerah Literasi Kukar Tahun 2025 di Pendopo Odah Etam Tenggarong, Kamis (16/10/2025).
Dalam sambutannya, Bupati Aulia menegaskan bahwa tuntutan terhadap pelayanan publik semakin tinggi sehingga pemerintah daerah harus terus berinovasi. Ia mencontohkan bagaimana proses administrasi di masa lalu sering terkendala karena keharusan tatap muka dan ketidakhadiran pejabat yang berwenang.
“Dulu, untuk mendapatkan tanda tangan atau surat keputusan, kita bisa menunggu hingga berhari-hari. Tapi dengan Srikandi, semua bisa dilakukan secara digital tanpa batas ruang dan waktu,” ujar Aulia.
Menurutnya, aplikasi Srikandi sangat relevan untuk daerah seluas Kutai Kartanegara yang mencapai 27.000 kilometer persegi. Melalui sistem digital ini, koordinasi antarperangkat daerah, kecamatan, hingga desa dapat dilakukan secara cepat dan efisien.
“Pelayanan digital ini bukan hanya soal kecepatan keputusan, tapi juga peningkatan kualitas pelayanan publik secara keseluruhan,” tambahnya.
Aulia juga mengakui, penerapan digitalisasi tidaklah mudah karena membutuhkan perubahan pola pikir dan adaptasi organisasi. Namun ia mengapresiasi beberapa dinas yang telah memulai langkah konkret, seperti Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) yang sudah aktif menggunakan Srikandi.
“Kami harap seluruh OPD, termasuk dinas pendidikan dan kesehatan, juga bisa segera mengoptimalkan penggunaan aplikasi ini dalam proses pelayanan mereka,” katanya.
Selain itu, Bupati Aulia menyoroti pentingnya keamanan dan ketertiban administrasi digital. Ia mengingatkan agar penggunaan tanda tangan elektronik dan barcode dilakukan dengan benar, karena setiap kode memiliki data unik yang harus dijaga.
“Kadang ada yang asal tempel barcode tanpa tahu isi suratnya. Padahal barcode itu menyimpan informasi penting dari surat tersebut,” ujarnya mengingatkan.
Dalam kesempatan itu, Aulia juga menyinggung kondisi keuangan daerah yang menuntut efisiensi tinggi. Ia menyebutkan bahwa APBD Kukar tahun depan diproyeksikan turun drastis menjadi Rp5,5 triliun dari Rp11,1 triliun tahun ini. Karena itu, kebijakan paperless atau pengurangan penggunaan kertas menjadi salah satu langkah strategis.
“Dari efisiensi kertas saja, kita sudah bisa menghemat sekitar Rp6 miliar. Ini bukti nyata manfaat digitalisasi,” ungkapnya.
Pemerintah Kabupaten Kukar juga berkomitmen memperkuat infrastruktur digital melalui pengadaan server baru yang dikelola oleh Dinas Kominfo. Server tersebut akan menjadi pusat penyimpanan dokumen dan arsip elektronik agar data pemerintah daerah tetap aman dan terkelola dengan baik.
“Harapannya, seluruh data dan dokumen digital Kukar nantinya tersimpan di server milik kita sendiri,” jelasnya.
Selain membahas digitalisasi, kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan pemberian Anugerah Literasi Kutai Kartanegara 2025 bagi para penggiat literasi dari berbagai jenjang pendidikan, komunitas, hingga individu. Aulia berharap penghargaan ini dapat menumbuhkan semangat membaca, menulis, dan berpikir kritis di tengah masyarakat.
“Literasi bukan hanya soal membaca, tapi juga kemampuan menulis dan menganalisis informasi. Dan saya yakin para jurnalis termasuk yang paling berperan dalam menggerakkan budaya literasi di Kukar,” tutupnya.(Zy)



