Distriknews.co, Kutai Kartanegara – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menggelar jamuan makan malam untuk menyambut kedatangan rombongan Tim Penggerak PKK Desa Dangin Puri Kauh, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Kegiatan berlangsung hangat di Pendopo Odah Etam, Tenggarong, Selasa (5/11/2025), dan dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Arianto.
Dalam sambutannya, Arianto menjelaskan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari agenda studi tiru yang akan dilakukan rombongan ke Desa Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan.
“Malam hari ini kita sambut tamu dari Denpasar, Bali. Mereka berjumlah 44 orang, terdiri dari kepala desa, BPD, lembaga masyarakat, Karang Taruna, PKK, hingga pendamping desa,” ungkapnya.
Menurut Arianto, kehadiran rombongan ini menunjukkan adanya minat yang besar dari pemerintah desa lain untuk belajar dari keberhasilan desa-desa di Kukar.
“Besok mereka akan melakukan studi tiru ke Desa Loa Duri Ilir yang dikenal sebagai Desa Cinta Statistik dan telah berprestasi di tingkat nasional,” jelasnya.
Desa Loa Duri Ilir sendiri dikenal sebagai salah satu desa inovatif di Kukar. Pada tahun 2024, desa ini berhasil meraih juara 3 nasional dalam kategori Desa Cinta Statistik (Desa Cantik) berkat keberhasilannya mengimplementasikan program digitalisasi desa.
“Meskipun bukan desa di wilayah perkotaan, Loa Duri Ilir mampu menunjukkan kemandirian dan inovasi luar biasa,” ujar Arianto.
Selain fokus pada studi tiru, rombongan dari Denpasar juga melakukan kegiatan spiritual dengan bersembahyang di salah satu pura yang ada di Tenggarong. Mereka bahkan dijadwalkan untuk berziarah ke pura di wilayah Kecamatan Muara Kaman sebagai bagian dari rangkaian kunjungan mereka di Kukar.
Arianto menambahkan, Desa Loa Duri Ilir menjadi tujuan utama kunjungan karena memiliki banyak keunggulan.
“Selain desa digital, BUMDes di Loa Duri Ilir juga sukses. Mereka memiliki banyak inovasi, termasuk dalam pengolahan sampah dan pemberdayaan masyarakat,” terangnya.
Menurutnya, faktor lain yang membuat desa tersebut menarik adalah kerukunan masyarakatnya yang tinggi meski dihuni berbagai suku seperti Kutai, Banjar, Bugis, Jawa, Dayak, dan Toraja.
“Di sana hidup beragam masyarakat namun tetap harmonis. Ini yang juga menarik perhatian mereka untuk belajar,” kata Arianto.
Ia berharap, kunjungan ini dapat menjadi wadah pertukaran pengetahuan antar daerah serta mempererat hubungan antardesa di Indonesia.
“Kita bangga bisa menjadi tuan rumah dan berbagi pengalaman. Semoga apa yang mereka pelajari di sini bisa memberi manfaat bagi pengembangan desa mereka di Bali,” tutupnya. (Zy)



