Distriknews.co, Jakarta – Tragedi di perairan Malaysia yang menewaskan 11 pekerja migran Indonesia menjadi sorotan tajam terhadap kondisi mereka yang sering kali harus menghadapi risiko besar demi menghidupi keluarga di tanah air. Perahu yang mereka tumpangi karam di perairan Batu Pahat, Johor, saat berusaha memasuki Malaysia secara ilegal, meninggalkan luka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.
Salah satu keluarga korban, yang tinggal di wilayah Nusa Tenggara Timur, mengungkapkan kesedihan mendalam atas kepergian orang tercinta. Mereka menyatakan bahwa kebutuhan ekonomi dan minimnya peluang kerja di daerah asal memaksa mereka mencari peruntungan di negara tetangga, meskipun harus melalui jalur berbahaya dan tidak resmi.
“Dia hanya ingin kami hidup lebih baik. Tapi sekarang yang kami terima hanya kabar duka,” ujar salah satu kerabat korban, lirih.
Tragedi ini juga memicu kembali perdebatan tentang perlindungan pekerja migran Indonesia. Hingga kini, berbagai pihak telah mendesak pemerintah untuk meningkatkan pengawasan dan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait risiko menjadi pekerja migran ilegal. Selain itu, permintaan untuk memperbaiki sistem perekrutan tenaga kerja resmi terus disuarakan guna menekan jumlah pekerja migran yang menempuh jalur berbahaya.
Di tengah tragedi ini, petugas Malaysia masih terus mencari korban yang belum ditemukan, sementara jenazah para pekerja yang tewas telah dievakuasi dan diidentifikasi. Pemerintah Indonesia juga telah menjanjikan langkah konkret untuk mendukung keluarga korban dan memastikan bahwa insiden serupa tidak terulang.
Namun, bagi keluarga yang ditinggalkan, luka dan duka ini akan selalu menjadi pengingat pahit tentang perjuangan mereka yang pergi untuk mencari nafkah di negeri orang.
Penulis: FebriaDV