Korban Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 52 Orang, Tim SAR Temukan Potongan Tubuh

redaksi

Distriknews.co, Sidoarjo – Tim gabungan kembali mengevakuasi tujuh kantong jenazah dari reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu malam (5/10/2025). Dengan tambahan itu, total korban meninggal dunia mencapai 52 orang, termasuk lima bagian tubuh yang berhasil ditemukan dari puing bangunan.

Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo menjelaskan, proses pencarian hari ketujuh berlangsung di beberapa titik, mulai dari pintu masuk bangunan hingga area belakang pondok. Ia menyebut, tim menemukan sejumlah korban dalam kondisi tidak utuh akibat tertimpa material berat. “Hingga laporan terakhir, total terdapat 26 korban, dengan empat bagian tubuh berhasil diekstrikasi dan dilanjutkan evakuasi,” kata Yudhi.

Korban yang berhasil dievakuasi langsung dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jawa Timur untuk diidentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI). Proses identifikasi dilakukan dengan mencocokkan data antemortem dan postmortem dari keluarga korban. Langkah ini diharapkan mempercepat pemulangan jenazah kepada pihak keluarga.

Sejak awal operasi, Basarnas bersama TNI, Polri, BPBD, dan relawan setempat bekerja tanpa henti di lokasi kejadian. Pencarian dilakukan menggunakan alat berat, drone pemindai panas, serta anjing pelacak. Hingga Minggu malam, tercatat total korban mencapai 156 orang, terdiri dari 104 selamat dan 52 meninggal dunia.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo telah menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari sejak peristiwa terjadi. Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor menegaskan, pemerintah daerah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk menilai kelayakan struktur bangunan lain di sekitar pondok agar tidak terjadi insiden serupa.

Insiden ambruknya Ponpes Al Khoziny pada awalnya terjadi akibat dugaan kelalaian konstruksi saat proses renovasi. Pihak kepolisian kini tengah memeriksa kontraktor dan pengelola proyek. Polresta Sidoarjo juga memeriksa dokumen perizinan dan spesifikasi material bangunan yang digunakan.

Pemerintah pusat turut memantau perkembangan evakuasi. Presiden Joko Widodo sebelumnya menginstruksikan agar seluruh korban mendapat penanganan terbaik. Sementara Menteri Sosial Tri Rismaharini menegaskan bahwa santunan bagi keluarga korban segera disalurkan melalui mekanisme tanggap darurat bencana.

Tragedi ini menjadi peringatan serius terhadap pengawasan bangunan pendidikan berbasis asrama di Indonesia. Pemerintah daerah diimbau melakukan audit keamanan konstruksi, terutama di wilayah rawan bencana dan padat santri, untuk mencegah korban jiwa lebih besar di masa depan.

Baca juga

Bagikan:

Tags