Distriknews.co, AS – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali memicu kontroversi setelah muncul laporan bahwa ia berencana mengirim pasukan militer AS ke Jalur Gaza untuk mendukung pengusiran paksa warga Palestina. Langkah ini segera menuai kecaman global, termasuk dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengingatkan risiko pembersihan etnis.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, menegaskan bahwa pemindahan paksa penduduk secara sistematis dapat melanggar hukum internasional. Ia menekankan bahwa setiap upaya untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka bukan hanya tidak manusiawi, tetapi juga berpotensi memperburuk konflik di kawasan Timur Tengah.
Di sisi lain, negara-negara seperti Mesir dan Yordania telah menyatakan penolakan tegas terhadap rencana Trump. Keduanya menegaskan bahwa solusi bagi Gaza bukanlah pengusiran penduduknya, melainkan upaya diplomasi yang dapat menjamin perdamaian dan hak-hak rakyat Palestina.
Kelompok perlawanan Palestina, termasuk Hamas dan Jihad Islam, menyebut rencana ini sebagai “kejahatan perang” dan bersumpah untuk menolak segala bentuk upaya pengusiran. Mereka menilai kebijakan Trump hanya akan meningkatkan ketegangan dan memperpanjang penderitaan warga Gaza yang telah lama hidup di bawah blokade dan serangan militer.
Sejumlah analis politik menilai langkah Trump ini lebih bersifat politis, terutama menjelang pemilu AS yang akan datang. Kebijakan luar negerinya yang kontroversial sering kali digunakan untuk menarik dukungan dari kelompok-kelompok tertentu di dalam negeri. Namun, di tingkat global, kebijakan ini semakin mengisolasi AS dan memperburuk citranya sebagai negara yang mendukung ketidakadilan di Timur Tengah.
Sumber:https://www.tribunnews.com/internasional/2025/02/06/donald-trump-akan-kirim-pasukan-as-ke-gaza-usir-paksa-warga-palestina-pbb-ungkit-pembersihan-etnis
Penulis: FebriaDV
