Sapto Setyo Pramono: Literasi dan Bahasa Kunci untuk Masa Depan Digital*

redaksi

FOTO: Anggota DPRD Kaltim, Sapto Setyo Pramono.

Distriknews.co, Samarinda – Di tengah pesatnya perkembangan digitalisasi, Anggota DPRD Kalimantan Timur, Sapto Setyo Pramono, mengingatkan bahwa literasi dan penguasaan bahasa adalah keterampilan utama yang harus dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Dalam reses di Yens Delight Coffee & Resto, Jalan Juanda, Samarinda, Selasa (12/11/2024), Sapto menyoroti bahwa rendahnya literasi dapat menjadi penghambat bagi Indonesia untuk bersaing di kancah global.

“Tanpa literasi yang kuat, kita hanya akan menjadi konsumen, bukan inovator. Kita harus memperbaiki budaya membaca dan memahami informasi secara kritis,” ujar Sapto. Ia menambahkan bahwa dalam era globalisasi, kemampuan berbahasa, termasuk bahasa asing, juga menjadi faktor penting yang tidak bisa diabaikan.

Seperti data UNESCO yang menyebutkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia tergolong rendah, dengan rasio 1:90. Artinya, dari 90 orang, hanya satu yang memiliki minat baca tinggi. Hal ini, menurut Sapto, menjadi tantangan besar yang harus segera diatasi jika Indonesia ingin memanfaatkan peluang di era digital.

“Pendidikan formal harus lebih fokus pada pengembangan literasi yang komprehensif, termasuk literasi digital. Namun, pendidikan informal seperti kegiatan di rumah dan komunitas juga memegang peranan penting,” jelasnya.

Ia mencontohkan Kalimantan Timur, yang akan menjadi pusat pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), membutuhkan SDM yang berkualitas tinggi. “Kalau kita tidak memperkuat literasi dan penguasaan bahasa sejak dini, kita akan tertinggal dalam proses pembangunan ini. Kita harus siap menjadi bagian dari kemajuan, bukan hanya sebagai penonton,” tegas Sapto.

Lebih lanjut, Sapto mendorong pemerintah untuk menciptakan kebijakan yang mendukung peningkatan literasi dan penguasaan bahasa, baik melalui kurikulum sekolah maupun program berbasis masyarakat. Ia juga menyoroti pentingnya akses terhadap bahan bacaan berkualitas, termasuk digitalisasi perpustakaan untuk menjangkau masyarakat luas.

“Masyarakat harus didorong untuk membangun budaya belajar yang berkelanjutan. Literasi bukan hanya soal membaca, tetapi juga tentang bagaimana menggunakan informasi untuk menciptakan solusi dan inovasi,” katanya.

Sapto berharap bahwa upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat dapat menciptakan generasi yang unggul dalam literasi dan penguasaan bahasa. “Ini adalah investasi jangka panjang. Kalau kita mempersiapkan generasi muda dengan keterampilan ini, kita tidak hanya bersaing di tingkat nasional, tetapi juga global,” tutupnya.

Dengan langkah-langkah strategis ini, Sapto optimis bahwa Kalimantan Timur, dan Indonesia secara keseluruhan, dapat menjadi kekuatan baru di era digital dengan masyarakat yang memiliki kemampuan literasi dan bahasa yang unggul. (Adv DPRD Kaltim/Adl).

Baca juga

Bagikan: