Diskriknews.co, SAMARINDA – Rumah Cokelat di Desa Long Anai, Kecamatan Loa Kulu, menjadi ikon baru sektor hilirisasi kakao di Kutai Kartanegara (Kukar).
Kehadiran fasilitas ini memberikan harapan baru bagi perekonomian masyarakat setempat dengan menghadirkan pengolahan kakao yang bernilai tambah tinggi.
Diresmikan beberapa bulan lalu, Rumah Cokelat telah berhasil memproduksi berbagai olahan kakao yang diminati pasar, meskipun tantangan seperti keterbatasan bahan baku dan akses listrik masih menjadi kendala utama.
Anggota DPRD Kaltim dari dapil Kukar, Muhammad Samsun menyoroti potensi besar sektor pertanian, terutama kakao, di Kukar yang menurutnya belum digarap maksimal.
“Saya sering greget melihat lahan kosong yang tidak dimanfaatkan. Long Anai punya potensi luar biasa. Jika kapasitas produksinya ditingkatkan, cokelat dari sini bisa masuk pasar internasional,” ujarnya.
Ia menilai hilirisasi kakao yang dilakukan Rumah Cokelat adalah langkah konkret untuk meningkatkan kesejahteraan petani lokal dan membuka peluang pasar baru.
Sementara itu, Kepala Desa Long Anai Lucas Nay mengatakan optimis dengan perkembangan ini. Ia menyebut hilirisasi tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi kakao, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi warga yang tidak memiliki kebun.
“Kami ingin mengembangkan lebih banyak produk turunan kakao, meskipun masih terkendala akses listrik dan ketersediaan bahan baku,” katanya.
Diketahui saat ini, Rumah Cokelat mampu mengolah hingga 5 kg biji kakao per hari menggunakan peralatan semi-modern. Produk yang dihasilkan mulai dari cokelat kemasan hingga olahan lain, memberikan nilai tambah yang signifikan dibandingkan menjual biji kakao mentah.
Dengan tempat yang sama, Anggota DPRD Kaltim Selamat Ari Wibowo menilai Rumah Cokelat tidak hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga berfungsi sebagai pusat edukasi masyarakat.
“Tempat ini bisa menjadi sarana belajar tentang proses pengolahan kakao, dari biji hingga produk jadi,” katanya.