Desa Sungai Bawang Kembangkan Wisata Budaya Dayak Kenyah

redaksi

ist.

Distriknews.co, Kutai Kartanegara – Desa Sungai Bawang di Kecamatan Muara Badak terus menjaga warisan budaya masyarakat Dayak Kenyah di tengah arus modernisasi. Tradisi leluhur seperti adat mendirikan rumah, ritual penghormatan terhadap alam, dan nilai-nilai sosial tetap dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari.

Kearifan lokal ini kini menjadi daya tarik wisata edukatif. Setiap hari Minggu, warga menampilkan tari tradisional Dayak Kenyah, memberi kesempatan wisatawan untuk memahami budaya secara langsung. Pertunjukan ini tidak hanya hiburan, tetapi juga media edukasi bagi pengunjung mengenai filosofi dan makna di balik setiap gerakan dan kostum adat.

Festival Budaya Mencaq Undat menjadi puncak kegiatan tahunan di Sungai Bawang. Festival ini menampilkan musik tradisional, tarian, dan busana adat, sekaligus menjadi simbol solidaritas dan komitmen warga menjaga warisan budaya turun-temurun. Festival ini juga mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin menyaksikan keunikan budaya Dayak Kenyah.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dispar Kukar, Ridha Fatrianta, menyatakan bahwa pihaknya mendukung penuh pelaksanaan festival. “Desa Sungai Bawang beberapa kali sudah kami dukung untuk festival. Kegiatan ini menjadi bagian strategi pengembangan wisata berbasis budaya,” jelas Ridha.

Dukungan Dispar Kukar tidak hanya pada aspek dana, tetapi juga pendampingan teknis dan promosi. Hal ini sejalan dengan arahan pemerintah daerah melalui situs resmi Kutai Kartanegara, yang menekankan pentingnya kolaborasi antara dinas pariwisata dan komunitas lokal untuk menciptakan destinasi wisata yang autentik dan berkelanjutan.

Pelestarian budaya tetap menjadi ranah utama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kukar. Namun, keterlibatan Dinas Pariwisata memperkuat nilai komersial dan daya tarik wisata. “Menonjolkan kearifan lokal adalah cara efektif untuk menarik wisatawan sekaligus menjaga identitas budaya,” tambah Ridha.

Selain festival, pengembangan infrastruktur pendukung wisata juga dilakukan, termasuk akses jalan, fasilitas penginapan sederhana, dan titik informasi budaya. Pendekatan ini memastikan wisatawan mendapatkan pengalaman menyeluruh yang nyaman sekaligus edukatif.

Desa Sungai Bawang menjadi contoh bagaimana kolaborasi masyarakat, pemerintah desa, dan Dispar Kukar mampu memadukan pelestarian budaya dengan pengembangan pariwisata berkelanjutan, sekaligus meningkatkan ekonomi lokal.

(Adv/Disparkukar)

Baca juga

Bagikan: