Lestarikan Erau Adat Benua Tuha di Desa Sabintulung

redaksi

Erau Kukar
Wakil Bupati Kutai Kartanegara, Rendi Solihin. (Ist)

Kutai Kartanegara – Kekayaan budaya di Kutai Kartanegara seakan tak ada habisnya. Hampir di setiap daerahnya, memiliki tradisisnya masing-masing. Diantaranya Erau Adat Benua Tuha di Desa Sabintulung, Kecamatan Muara Kaman, yang kini masuk dalam perhatian Pemkab Kukar.

Erau yang juga digelar pada tahun ini merupakan warisan leluhur Kerajaan Kutai. Awalnya menjadi ritual adat sekaligus pelaporan hasil bumi ke kesultanan Ketika masa panen. Biasanya berlangsung selama sepekan penuh.

Kekayaan budaya tanah kutai yang hingga kini masih dilestarikan. Bahkan Pemkab Kukar pun telah memasukan Erau Adat Benua Tuha Desa Sabintulung ke dalam kalender even tahunan.

Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin, memberikan apresiasi kepada Kepala Desa, Kepala Adat dan masyarakat Sabintulung yang sudah peduli untuk menjaga tradisi adat leluhur.

“Erau adat ini kita masukkan dalam kalender Kukar Kaya Festival. Semoga terus berkelanjutan, menjaga seni budaya warisan leluhur,” ujarnya.

Rendi berpesan kepada kepala adat, pemangku adat dan tokoh agama, agar hal-hal yang berkaitan dengan ritual tradisi bisa dijaga dengan baik.

Pakem yang sudah ada tidak boleh terganggu, harus dilaksanakan sesuai tatanan yang sudah ditetapkan oleh leluhur yang diwariskan kepada pada generasi saat ini. 

Kemudian, untuk kemasan dan kegiatan pendukungnya harus memiliki konsep tersendiri, seperti para pelaku UMKM yang harus ditata.

“Kita ingin festival ini selain melestarikan tradisi juga dikemas dengan baik menjadi festival berkualitas, sehingga banyak yang berkunjung di desa ini,” jelasnya.

Untuk diketahui, Desa Sabintulung menjadi wilayah yang mengawali Pesta Erau sebelum akhirnya dilaksanakan di Kota Raja.

Di Desa Sabintulung, ritual adat ini dinamakan Erau Adat Benua Tuha. Benua Tuha memiliki arti, tempat yang paling tua di antara desa-desa lainnya.

Hal itulah yang membuat Desa Sabintulung dipilih sebagai tempat pelaksanaan Pesta Erau Adat Benua Tuha.

Erau Adat Benua Tuha ini sangat kental akan tradisi sajian makanan dan tari-tarian. Bahkan, biasanya acara ini berlangsung selama 7 hari 7 malam.

Ritual ini merupakan persembahan makanan kepada arwah para raja-raja dan sepuh Kerajaan Kutai yang telah wafat. 

Oleh sebab itu, persiapan pesta adat ini harus dilakukan sejak jauh hari. Bahkan, persiapan untuk pesta adat umumnya dilakukan dalam 2 bulan, termasuk melatih penari.

Pada tahun 2023, pembukaan upacara adat Erau Benua Tuha memiliki kemeriahan tersendiri bagi warga Kutai Kartanegara. 

Ribuan warga berkumpul setiap hari untuk menyaksikan ritual Erau Adat Benua Tuha, serta persembahan tarian kolosal.

Tarian kolosal ini menggambarkan kehidupan sehari-hari raja dan warga Kutai, sejak zaman kerajaan sampai sekarang.

Baca juga

Bagikan: