Distriknews.co, Kutai Kartanegara – Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) menggelar Diskusi Publik dan Edukasi Konservasi Perlindungan Pesut Mahakam di Pendopo Wakil Bupati Kukar, Jumat (17/10/2025). Kegiatan ini digelar untuk memperkuat upaya perlindungan terhadap pesut Mahakam, satwa langka yang dilindungi berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 49 Tahun 2002.
Diskusi menghadirkan narasumber dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kukar, pengamat lingkungan, serta Founder Yayasan RASI (Rare Aquatic Species of Indonesia) yang selama ini aktif dalam pelestarian pesut Mahakam.
Pesut Mahakam merupakan satu-satunya spesies lumba-lumba air tawar yang hidup di Indonesia. Populasinya kini diperkirakan hanya tersisa sekitar 60 ekor di perairan Sungai Mahakam.
Pengawas Perikanan Ahli Muda DKP Kukar, Sahrul, mengapresiasi langkah mahasiswa Unikarta dalam mengangkat isu konservasi ini. Menurutnya, inisiatif tersebut menunjukkan bahwa generasi muda mulai peduli terhadap pelestarian satwa endemik Kalimantan Timur.
“Ini sangat luar biasa, terutama datang dari kampus. Langkah awal yang patut diapresiasi karena generasi muda mulai menunjukkan kepeduliannya terhadap pesut Mahakam,” ujar Sahrul.
Ia menambahkan, DKP Kukar terus melakukan pengawasan dan edukasi kepada masyarakat di kawasan konservasi.
“Harapan kami, dengan sinergi antara mahasiswa dan pemerintah, populasi pesut di Mahakam dapat terus terlindungi,” imbuhnya.
Sementara itu, pengamat lingkungan Ahmad Zulfiansyah menilai kegiatan ini sebagai langkah positif. Ia menyebut, meningkatnya minat generasi muda terhadap isu lingkungan menjadi sinyal baik bagi masa depan konservasi di daerah.
“Bagus sekali, anak-anak muda sekarang mulai tertarik dengan isu-isu ikonik seperti pesut Mahakam. Ini satwa langka, bukan hanya di Indonesia tapi juga di dunia. Kita yang hidup di sekitar Mahakam harus bangga sekaligus menjaganya,” kata Zulfiansyah.
Ia juga mendorong agar hasil diskusi tidak berhenti pada tataran akademis semata, melainkan diikuti dengan langkah konkret.
“Hasil kegiatan ini bisa dijadikan bahan masukan bagi pemerintah daerah untuk merumuskan kebijakan atau bahkan peraturan daerah terkait konservasi,” ujarnya.
Perwakilan BPM Unikarta menyampaikan harapan agar kegiatan tersebut dapat menjadi langkah awal dalam membangun kolaborasi nyata antara kalangan akademisi, pemerintah, dan lembaga lingkungan. Tujuan utama dari upaya itu adalah menjaga kelestarian pesut Mahakam yang kini terancam punah.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi awal dari kolaborasi nyata antara dunia akademik, pemerintah, dan lembaga lingkungan. Tujuannya satu, menjaga kelestarian pesut Mahakam sebagai ikon kebanggaan Sungai Mahakam yang kini terancam punah,” tutupnya. (Zy)



