Edi-Rendi Buka Debat Kedua Pilkada Kukar dengan Membeber 3 Misi untuk 5 Tahun Mendatang

redaksi

Foto: Kemeriahan atas dukungan Pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 1, Edi Damansyah-Rendi Solihin.
Foto: Kemeriahan atas dukungan Pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 1, Edi Damansyah-Rendi Solihin.

Jakarta – Pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 1, Edi Damansyah-Rendi Solihin, tampil percaya diri pada debat publik kedua Pilkada Kutai Kartanegara (Kukar) 2024.

Debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kukar, berlangsung Selasa (19/22/2024) malam, pukul 20.00 WITA, dengan tema “Mewujudkan Kutai Kartanegara yang tangguh melalui tata kelola pemerintah, transformasi digital dan pelestarian lingkungan”.

Dalam debat ini, Edi Damansyah-Rendi Solihin, membuka dengan memaparkan 3 misi.

“Kami Edi Damansyah dan Rendi Solihin hadir dengan visi besar, Kutai Kartanegara Idaman terbaik. Sebuah visi untuk mewujudkan pondasi pusat pangan, pariwisata, dan industri hijau yang maju sejahtera dan berkelanjutan,” kata Edi Damansyah.

“Tema debat malam ini sangat erat kaitannya dengan tiga misi kami yaitu, terbaik dalam mewujudkan pemenuhan pemerataan pelayanan dasar, kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial.

“Terbaik dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan dan peningkatan profesionalisme sumber daya aparatur sipil negara, serta terbaik dalam mewujudkan pengembangan pendidikan karakter dan pelestarian lingkungan berbasis kearifan lokal,” jelasnya.

Selain itu, Edi juga menyakini bahwa tata kelola pemerintahan yang baik haruslah bersih dan transparan.

“Kami menyakini bahwa tata kelola pemerintahan yang baik haruslah bersih, transparan, dan melayani. Untuk itu dibutuhkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, masyarakat, kampus, dan media.”

“Dalam era transformasi digital kami juga berkomitmen terus memanfaatkan teknologi dalam optimalisasi pelayanan publik yang lebih cepat, tepat, dan akuntabel.”

“Langkah ini dilakukan dengan tepat, menjaga ketahanan sosial dan keseimbangan lingkungan yang menjadi warisan untuk generasi mendatang,” ucap Edi.

Sementara itu, pada pendalaman visi dan misi, pasangan Edi-Rendi tampak lugas dalam membeber sejumlah langkah strategisnya lima tahun mendatang jika terpilih pada Pilkada Kukar 2024.

Adapun pertanyaan pendalaman visi misi kali memiliki tema ketahanan sosial yang dijawab oleh calon Wakil Bupati.

Rendi Solihin menjelaskan, di Kukar terdapat enam pemeluk agama dan hampir semua suku ada di sana.

Namun, menurutnya, pemerintah tidak dapat berjalan sendiri untuk mencegah terjadinya konflik sosial dalam meningkatkan toleransi dan memastikan kerukunan.

“Keharmonisan dan toleransi sebagai wilayah yang heterogen dan di Kutai Kartanegara,” ucap Rendi.

“Dalam implementasi daerah modernisasi ini pemerintah tidak dapat berjalan sendiri, perlu adanya sinergitas antara organisasi keagamaan dan forum yang sudah dibentuk oleh pemerintah, contohnya adalah Forum Kerukunan Umat Beragama, ada FPK Forum Pembaruan Kebangsaan, FKDM Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat.”

“Dan juga berkat toleransi yang terjadi di Kutai Kartanegara, kami sudah berhasil mendapatkan Panji keberhasilan pembangunan Kaltim tahun 2024, yaitu di bidang hubungan antar umat beragama dan kesejahteraan sosial, selain daripada itu ada beberapa desa juga yang berhasil mendapatkan penghargaan seperti Desa Kerta Buana dan Desa Karang Tunggal di Kecamatan Tenggarong Seberang,” kata Rendi Solihin menjelaskan.

Lanjut Rendi Solihin menjelaskan, selama Edi-Rendi menjabat, sudah banyak kegiatan keagamaan yang terlaksana, seperti Kukar Bersholawat hingga kegiatan Pesparawi untuk yang non muslim.

“Ini adalah wujud toleransi bahwa di Kutai Kartanegara kita sangat memperhatikan yang namanya keberagaman dan toleransi,” tegas Rendi.

Kemudian, pada sesi tanya jawab antara pasangan calon, Edi-Rendi mendapatkan pertanyaan dari paslon nomor urut 2, Awang Yacoub Luthman-Akhmad Zais.

Pada kesempatan itu, Awang Yacoub Luthman-Akhmad Zais, menanyakan terkait dengan persoalan masyarakat kurang mampu atau miskin di Kukar.

Sebagai pasangan petahana, Edi-Rendi dengan tegas mengaku telah berhasil menihilkan kemiskinan ekstrem di Kukar.

“Yang perlu diketahui, APBD Kutai Kartanegara itu memang besar, terhitung semenjak kami dilantik tahun 2021. 2022 sampai tahun 2024 ini terus mengalami peningkatan. Ini berkat kerja-kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara untuk meningkatkan APBD sampai menjadi dua kali lipat hari ini,” kata Rendi Solihin.

“Berbicara mengenai APBD Kutai Kartanegara itu sudah ada proporsionalnya. Bahwa ada mandatory di setiap penganggaran yang wajib kita patuhi bersama. Terkhusus untuk sektor kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan lain sebagainya itu sudah ada aturan yang harus kita patuhi,” katanya.

“Tapi, terkait dengan tingkat kemiskinan di Kutai Kartanegara itu juga perlu diingat dan menjadi catatan kita semua bahwa terjadi penurunan angka kemiskinan selama periodisasi kami menjabat kurang lebih tiga setengah tahun. Berikutnya sebanyak 3.000 warga miskin sudah berhasil ditangani dan terkhusus lagi untuk keluarga miskin ekstrem yang jumlahnya 1,45 persen sekarang sudah 0, tidak ada lagi.”

“Tidak ada lagi kemiskinan ekstrem di Kutai Kartanegara dan juga untuk ke depannya pastinya kami juga akan terus bergerak untuk mengentas angka kemiskinan,” tegas Rendi.

Edi-Rendi sepakat bahwa kemiskinan di Kukar harus segera dihapuskan atau diturunkan semaksimal mungkin.

“Bahkan 5 tahun ke depan harus mencapai 0 orang miskin di Kutai Kartanegara. Kami sudah menyiapkan, kami sudah melakukan, bahwa ada beberapa langkah termasuk menyiapkan rumah besar pengetasan kemiskinan di Kutai Kartanegara yang sudah mulai jalan. Dan, perlu diketahui dan menjadi catatan kita bersama bahwa variabel kemiskinan itu bukan hanya dinilai dari orang tidak mampu atau tidak punya uang saja tapi variabel kemiskinan itu juga bisa dilihat dari sanitasi yang dimiliki. Itu merupakan variabel tertinggi penilaian warga miskin di Kutai Kartanegara termasuk di Republik Indonesia,” papar Rendi.

Ia menambahkan, Pemkab Kukar sudah membedah 1.400 lebih rumah tidak layak huni selama 3,5 tahun terakhir. (*)

Baca juga

Bagikan: