Demi Kenyamanan Pengunjung, Wisata Religi di Desa Brubus Akan di Rehab Tahun Ini

redaksi

Foto: Prasasti Lesong Batu.

Distriknews.co, TENGGARONG – Plt Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kutai Kartanegara (Kukar), Sugiarto menyampaikan, bahwa Kukar memiliki Kiblat hindu tertua di Nusantara yang terdapat di Desa Brubus, Kecamatan Muara Kaman

Wisata religi itu merupakan peninggalan sejarah dari Kerjaan Kutai Martadipura yang merupakan kerajaan hindu tertua di nusantara.

Banyak menarik perhatian, bahkan dengan adanya Prasasti Lesong Batu, sebuah batu panjang yang berada di atas bukit batu ini dipandang sebagai tempat tinggal Dewa Brahma, salah satu dewa besar dalam agama hindu.

“Prasasti Lesong Batu ini sering didatangi oleh umat hindu, khususnya dari Bali. Mereka datang untuk ziarah dan doa di sini. Ada istilah dalam hindu ‘naik hajinya lah,” kata Sugiarto.

Pihaknya menjelaskan, rencananya tahun ini akan merehab dan mengembangkan wisata religi tersebut. Ini ditujukan untuk melestarikan dan menjaga keautentikan objek wisata sejarah dan keagamaan serta meningkatkan kualitas dan kenyamanan bagi para pengunjung.

“Kami sudah melakukan beberapa kali pertemuan dengan Pemkab untuk perencanaan pembangunan ke depan. Ada juga dari pengusaha Bali yang berminat kerja sama di sini. Sudah ada kajian sesuai dengan konsep keagamaannya,” jelasnya.

Wisata religi kiblat hindu tertua di Nusantara ini diharapkan bisa menjadi salah satu daya tarik wisatawan, baik lokal maupun internasional, untuk datang ke Kukar.

“Selain itu, juga bisa meningkatkan pendapatan asli daerah dan kesejahteraan masyarakat sekitar,” bebernya.

Seperti diketahui, Kecamatan Muara Kaman adalah satu dari sekian kecamatan di kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur.

Bahkan, Muara Kaman banyak disebut di Sejarah Indonesia, sebagai tempat ditemukannya prasasti yupa, bertarikh sekitar abad ke-4 Masehi. Prasasti ini dianggap paling tua dibanding prasasti lain yang bisa ditemukan sejauh ini, di Indonesia.

Untuk secara umum, prasasti itu telah mengisahkan keberadaan raja Mulawarman dengan garis keturunan dimulai dari Kudungga dan berlanjut ke Asmawarman kemudian ke Mulawarman.

Upacara keagamaan yang dihelat dikisahkan, berikut uborampe dan brahmana yang diundang. Lokasi itu menarik, karena terletak di tepi Sungai Mahakam dan Sungai Kedang Rantau, yang bila beruntung, kadangkala tampak pesut berkejaran.

Kerajaan yang dipimpin oleh Mulawarman pada saat prasasti yupa itu dibuat, kemudian dikenal sebagai kerajaan Kutai Mulawarman atau Kutai Muara Kaman atau Kutai Martapura.

Kerajaan ini, sama sekali berbeda dengan kerajaan Kutai Kertanegara, yang baru muncul di abad ke-13, hampir 1000 tahun setelah kerajaan Kutai Martapura berdiri.

Kutai Kertanegara sendiri, raja pertamanya adalah Aji Bathara Agung Dewa Sakti, dan berlokasi awal di Kutai Lama, Anggana, Kutai Kartanegara. (Adv/BAP/Disparkukar)

Baca juga

Bagikan: