Program Ekonomi DP3A Kukar Kurangi Kekerasan dalam Rumah Tangga

redaksi

Foto: Sekertaris DP3A Kukar Hero Suprayetno.

KUTAI KARTANEGARA – Masalah ekonomi seringkali menjadi pemicu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap perempuan dan anak. Hal ini juga terjadi di Kabupaten Kutaoi Kartanegara (Kukar), seperti yang diungkapkan oleh penelitian bersama antara Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) dan Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kukar.

DP3A Kukar terus berupaya menangani masalah ini, salah satunya adalah dengan memberdayakan perempuan agar mandiri secara ekonomi. Tujuannya adalah untuk memberikan mereka kemampuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mendukung keluarganya secara finansial.

Hero Suprayetno, Sekretaris DP3A Kukar, menyebutkan bahwa ada beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya, yang juga memiliki program pemberdayaan perempuan. Diantaranya adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Distransnaker) dengan pelatihan yang diselenggarakan untuk para janda, serta Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (DiskopUKM) yang menyediakan pelatihan bagi perempuan pelaku usaha. Selain itu, DP3A Kukar juga tengah mempersiapkan program pemberdayaan ekonomi bagi perempuan.

“Ini sesuai dengan program Bupati Kukar Edi Damansyah, yakni peningkatan SDM untuk masyarakat yang sejahtera,” ungkapnya pada Rabu (15/5/2024).

Beliau juga menjelaskan bahwa banyak Perempuan yang dihadapkan pada keterbatasan kemampuan diri yang menghambat kemandirian ekonomi mereka. Oleh sebab itu, Pemkab Kukar hadir untuk membantu mereka melalui program-program pemberdayaan.

“Dengan pemberian program-program pemberdayaan, agar mereka memiliki bekal hidup serta permodalan hingga sarana prasarana pendukung. Tentu bertujuan agar terwujudnya perempuan mandiri ekonomi,” ujarnya.

Hero berpendapat, bahwa jika perempuan mampu mandiri secara ekonomi, angka kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat ditekan.

“Kami akan melaksanakan program pemberdayaan ini dalam waktu dekat. Fokusnya akan di sektor ekonomi, karena ini sangat penting bagi keluarga. Mulai dari kemiskinan, stunting hingga persoalan kekerasan,” tutupnya. (Adv)

Baca juga

Bagikan: