656 Kasus Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan, DP3A Kukar Kerja Sama dengan Lintas Instansi

redaksi

Foto : Hero Suprayetno, Sekretaris DP3A Kukar.

Distriknews.co, TENGGARONG – Kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menjadi perhatian serius. Dalam enam tahun terakhir, tercatat ada 656 kasus kekerasan, termasuk kekerasan seksual yang paling banyak terjadi, dengan 222 kasus. Kasus kekerasan fisik juga tinggi, mencapai 94 kasus, sementara kekerasan psikis tercatat sebanyak 75 kasus. Di luar itu, beberapa kasus penelantaran, trafiking, eksploitasi, dan penculikan turut memperburuk situasi ini.

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kukar mengambil langkah konkret dengan menggandeng berbagai instansi, seperti kepolisian, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pendidikan, dalam menekan angka kekerasan ini.

Sekretaris DP3A Kukar, Hero Suprayetno, mengungkapkan bahwa pencegahan dilakukan melalui edukasi yang masif kepada masyarakat, terutama melalui Surat Edaran (SE) Bupati Kukar terkait pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan. “Kami juga menggalakkan sosialisasi dan edukasi kepada remaja tentang bahaya kekerasan dan cara melindungi diri,” jelasnya.

Melalui jejaring rumah ibadah dan sekolah, DP3A Kukar bersama instansi lain menyosialisasikan pentingnya melindungi anak-anak dari kekerasan. Program sekolah ramah anak menjadi salah satu cara efektif dalam memberikan informasi mengenai hak anak dan cara melapor jika terjadi kekerasan. “Kami berupaya membangun lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak-anak di Kukar,” kata Hero.

Namun, tantangan yang tidak bisa diabaikan adalah pengaruh teknologi informasi. Menurutnya, media sosial dan teknologi komunikasi yang berkembang pesat dapat menjadi sumber konflik bagi anak-anak dan remaja jika tidak digunakan dengan bijak.

“Komunikasi yang dulunya terbatas kini menjadi sangat luas melalui media sosial. Hal ini mempengaruhi remaja, di mana sebagian bisa mengontrol diri dengan baik, namun ada juga yang kesulitan mengendalikan diri,” tambahnya.

Ia berharap, dengan kolaborasi yang kuat antar instansi dan kesadaran masyarakat, angka kekerasan dapat terus ditekan. “Kita perlu membangun kesadaran bersama, dan masyarakat juga harus berani melapor jika mengetahui adanya kekerasan,” tutupnya. (*)

Penulis : Dion

Baca juga

Bagikan: