DP3A Ajak Masyarakat Laporkan Tindak Kekerasan di Kukar: Jangan Takut!

redaksi

Foto: Kepala UPTD P2TP2A Kukar, Farida.

Distriknews.co, Kutai Kartanegara – Satu demi satu, laporan kekerasan terhadap anak di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mulai bermunculan. Hal itu diungkapkan oleh UPTD Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kukar.

Sejak awal Januari hingga Agustus 2024 kata Kepala UPTD P2TP2A Kukar, Farida, lebih dari 100 laporan telah diterima. Jumlah tersebut tentu tidak sedikit, dan ini baru yang terlihat di permukaan.

Kasus-kasus kekerasan yang selama ini tersembunyi kini mulai terungkap berkat meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya melaporkan kejadian kekerasan.

Sosialisasi terus dilakukan P2TP2A, Farida menyebutkan bahwa pihaknya berperan besar dalam membuka mata masyarakat. Mereka mulai paham bahwa kekerasan, terutama terhadap anak-anak, adalah sesuatu yang tidak bisa lagi disembunyikan.

“Kasus-kasus ini ibarat gunung es. Yang terlihat di permukaan sudah cukup banyak, tetapi yang tidak terlihat masih jauh lebih besar,” ungkapnya, Rabu (21/8/2024).

Banyak dari korban ini hidup dalam ketakutan, tertutup oleh rasa malu, bahkan ketidaktahuan tentang bagaimana cara melapor. Ada anak-anak yang menjalani keseharian mereka dengan luka-luka fisik dan emosional, namun masih belum berani untuk membuka suara.

Di balik setiap laporan yang diterima, ada ratusan kisah lain yang masih tersembunyi. Peningkatan laporan sepanjang tahun ini bukanlah hal yang kebetulan.

Keberadaan P2TP2A yang aktif melakukan sosialisasi dan menyediakan layanan terpadu lanjut dia, telah mempermudah masyarakat untuk melaporkan kasus kekerasan.

Meskipun kesadaran akan hak-hak anak dan perempuan semakin meluas, dan kanal-kanal pelaporan semakin dikenal. Namun, di balik semua upaya yang dilakukan, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.

Masyarakat di Kukar mungkin sudah lebih sadar akan kekerasan, tapi tantangan terbesar adalah memastikan bahwa setiap korban yang mengalami kekerasan tahu bahwa mereka tidak sendirian.

“UPT ini memang membantu mengungkap lebih banyak kasus yang sebelumnya tidak pernah muncul ke permukaan. Namun, kita juga harus menyadari bahwa masih banyak korban yang belum berani atau tidak tahu bagaimana cara melaporkan kejadian yang mereka alami,” tambahnya.

Setiap kasus yang muncul adalah kesempatan untuk memutus rantai kekerasan yang telah berlangsung terlalu lama. UPT P2TP2A terus berupaya memperkuat sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, memperluas jaringan kerja sama, serta melaksanakan program-program pendidikan di komunitas agar tak satu pun korban merasa terabaikan.

Namun, realitas yang dihadapi di lapangan tidaklah mudah. Setiap laporan yang diterima harus ditangani dengan cepat dan tepat, dan inilah tantangan berikutnya yang dihadapi oleh P2TP2A. Sistem pelaporan yang ada terus diperbaiki agar lebih responsif terhadap kebutuhan korban.

“Kami terus berupaya memperbaiki sistem pelaporan dan penanganan kasus agar lebih responsif terhadap kebutuhan korban. Kami juga bekerja sama dengan lembaga-lembaga lain untuk memperluas jangkauan layanan dan memastikan kasus-kasus kekerasan dapat ditangani dengan baik,” tegasnya.

Baca juga

Bagikan: