Distriknews.co, TENGGARONG – Melihat semakin tingginya angka depresi di kalangan masyarakat, UPT Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kutai Kartanegara menggalang sinergi lintas sektor untuk melakukan upaya pencegahan yang lebih efektif. Kepala UPT, Farida, menyampaikan bahwa pihaknya tak hanya berfokus pada intervensi ketika masalah terjadi, tetapi juga memperkuat langkah preventif untuk menciptakan lingkungan yang lebih suportif.
“Pencegahan adalah kunci. Kami tak hanya menunggu orang datang untuk berkonsultasi. Kami ingin memulai dialog lebih awal, membangun kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental di dalam keluarga dan komunitas,” ujar Farida, Jumat (13/9/2024).
Dalam upayanya, UPT P2TP2A kini memperluas jangkauan dengan melibatkan sekolah, organisasi masyarakat, dan tokoh agama. Program edukasi tentang kesehatan mental mulai digalakkan di berbagai komunitas lokal. Farida menjelaskan, tujuan utama program ini adalah menciptakan ruang terbuka di mana individu merasa aman untuk berbicara tentang beban mental yang mereka hadapi.
“Kita harus menciptakan ekosistem yang sehat. Ini tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Pendidikan tentang kesehatan mental harus menyentuh semua lapisan masyarakat. Mulai dari keluarga, sekolah, hingga tempat ibadah,” tegas Farida.
Menurutnya, salah satu langkah awal yang bisa diambil oleh keluarga adalah membangun komunikasi yang baik dan tidak menyepelekan tanda-tanda awal stres atau depresi.
“Sering kali, tanda-tanda kecil diabaikan. Padahal, perhatian sederhana seperti mendengarkan atau bertanya ‘Apa yang bisa saya bantu?’ bisa berdampak besar,” kata Farida.
Selain itu, UPT P2TP2A juga memperkuat kemitraan dengan lembaga pendidikan untuk memasukkan pendidikan kesehatan mental ke dalam kurikulum, sehingga siswa lebih siap menghadapi tekanan emosional sejak dini. Langkah ini diharapkan bisa membekali generasi muda dengan keterampilan untuk menghadapi tantangan hidup, sekaligus mencegah mereka dari jeratan depresi.
“Di sekolah, siswa bisa mendapatkan banyak informasi tentang berbagai hal, tapi jarang diajarkan bagaimana menjaga kesehatan mental mereka sendiri. Ini yang perlu kita ubah,” jelasnya.
UPT P2TP2A juga telah menjalin kerjasama dengan rumah sakit dan klinik lokal untuk mempercepat akses layanan kesehatan mental bagi yang membutuhkan.
“Dengan dukungan medis, kita bisa menangani kasus-kasus yang lebih berat secara lebih profesional, tetapi kita semua bisa berkontribusi dari lingkup terkecil, yaitu keluarga,” tambah Farida.
Melalui program-program yang mengedepankan pencegahan dan kolaborasi, Farida berharap tidak ada lagi kasus bunuh diri akibat depresi yang tak terdeteksi. Ia mengajak semua pihak, mulai dari keluarga hingga pemangku kebijakan, untuk bersatu mengatasi masalah ini.
“Kita harus mencegah daripada mengobati. Ini tanggung jawab bersama, dan dengan langkah kecil yang kita ambil sekarang, kita bisa menyelamatkan banyak jiwa di masa depan,” tutup Farida.
Penulis : Reihan Noor