DP3A Kukar dan Perjuangan Melawan Stunting

redaksi

Foto: Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kutai Kartanegara, Hero Suprayitno.

Distriknews.co, TENGGARONG – Di tengah tekanan menghadapi tantangan besar seperti stunting dan ketidaksetaraan gender, Hero Suprayitno, Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kutai Kartanegara.

“Kita tidak bisa hanya menunggu, kita harus bertindak sekarang.” tegasnya.

Dengan gaya bicara yang langsung dan penuh keyakinan, Hero mengajak semua pihak untuk memahami urgensi situasi ini. Dalam pertemuan pada Senin (9/9/2024).

“Stunting bukan hanya masalah kesehatan, ini tentang masa depan kita. Anak-anak yang terkena dampak stunting adalah masa depan yang terancam. Kita perlu bertindak bersama, sekarang, bukan nanti.” jelasnya.

Berbeda dari pendekatan formal biasa, Hero menekankan bahwa inisiatif lintas sektor harus dibangun di atas kepercayaan dan kerja sama yang solid. Menurutnya, masalah stunting dan kesetaraan gender bukanlah isu yang bisa dipecahkan dengan satu sektor saja.

“Ini bukan tentang siapa yang paling bertanggung jawab, ini tentang bagaimana kita semua bisa saling mendukung. Pendidikan, kesehatan, ekonomi, semuanya harus bekerja bersamaan,” tambahnya.

Waktu pidatonya, Hero menggarisbawahi peran penting perempuan untuk menggerakkan perubahan, dan bagaimana kesetaraan gender bukan sekadar masalah hak, tetapi tentang menciptakan ekosistem yang lebih kuat dan tangguh.

“Perempuan bukan hanya korban atau kelompok yang perlu dilindungi. Mereka adalah solusi. Mereka adalah pemimpin dalam rumah tangga, komunitas, dan bahkan dalam kebijakan publik. Mengabaikan potensi mereka adalah kesalahan besar,” tegasnya.

Hero juga mendobrak cara berpikir konvensional dengan menantang pemahaman bahwa keberhasilan diukur hanya dari angka.

“Keberhasilan bukan tentang menurunkan persentase stunting. Keberhasilan adalah ketika anak-anak kita sehat, perempuan diberdayakan, dan masyarakat bisa mandiri. Itu adalah tujuan akhir,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa tanpa pendekatan yang responsif terhadap kebutuhan gender dan melibatkan seluruh elemen masyarakat, semua program hanyalah langkah sementara.

“Kita perlu solusi yang berkelanjutan, bukan solusi cepat yang hanya terlihat baik di atas kertas. Kita berbicara tentang kehidupan nyata, bukan hanya statistik.” tuturnya.

Hero menutup pidatonya dengan ajakan yang kuat kepada semua pihak untuk mengambil peran aktif.

“Tantangan ini besar, tapi kita bisa lebih besar jika kita bergerak bersama. Kutai Kartanegara membutuhkan kita semua bukan hanya pemerintah, tapi masyarakat luas untuk membuat perubahan nyata.” tutupnya.

Penulis : Reihan Noor

Baca juga

Bagikan: