Distriknews.co, Kutai Kartanegara – Pemerintah Desa Rapak Lambur, Kecamatan Tenggarong, terus memacu langkah konkret untuk memperkuat ketahanan pangan. Tahun 2025 menjadi momentum penting dengan target swasembada melalui optimalisasi lahan pertanian.
Kepala Desa Rapak Lambur, Muhammad Yusuf, mengungkapkan bahwa desa memiliki sekitar 800 hektare sawah. Dari jumlah tersebut, 500 hektare sudah tergolong produktif. Pemerintah desa kini mendorong pola tanam baru, dari dua kali panen menjadi tiga kali panen dalam setahun.
“Ketahanan pangan tahun ini sangat kami galakkan untuk mendorong swasembada. Desa Rapak Lambur juga masuk dalam program optimalisasi lahan pertanian yang digagas oleh Bupati,” ujar Yusuf.
Sebagai tahap awal, pemerintah desa menetapkan dua kelompok tani sebagai percontohan. Keduanya adalah Kelompok Tani Kejawi Permai C dan Kelompok Tani Sumber Rejeki 9. Yusuf berharap keduanya mampu menjadi pelopor perubahan pola tanam agar petani lain ikut beradaptasi.
Data dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara menyebutkan sektor pertanian masih menjadi salah satu penyumbang terbesar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah, terutama subsektor tanaman pangan. Hal ini menunjukkan potensi besar yang bisa digarap desa seperti Rapak Lambur untuk menopang ketahanan pangan lokal maupun regional.
Selain peningkatan produktivitas, program ini juga menekankan pada transformasi pola pikir petani. Yusuf menjelaskan, petani harus didorong untuk lebih adaptif terhadap tantangan pangan di masa depan, termasuk perubahan iklim dan fluktuasi harga komoditas.
Langkah ini juga sejalan dengan visi pembangunan Kukar 2021-2026 yang menempatkan ketahanan pangan sebagai salah satu prioritas. Menurut Dinas Pertanian dan Peternakan Kukar, program optimalisasi lahan (Oplah) telah terbukti mampu meningkatkan indeks pertanaman hingga 300 persen di beberapa desa percontohan.
Dengan strategi tersebut, Desa Rapak Lambur berharap tidak hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar wilayah. Pemerintah desa menargetkan terciptanya ekosistem pertanian berkelanjutan yang tangguh menghadapi tantangan global.
(Adv/DPMD/Kukar)



