Distriknews.co, TENGGARONG – Kutai Kartanegara (Kukar) telah menunjukkan kemajuan yang menggembirakan dalam upaya penurunan stunting.
Angka prevalensi stunting yang sebelumnya mencapai 27,1% pada tahun 2022 berhasil ditekan menjadi 17,5% pada tahun berikutnya. Pencapaian ini merupakan hasil dari berbagai program dan intervensi yang telah dilaksanakan secara terpadu.
Meskipun demikian, Sunggono selaku Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar mengingatkan bahwa upaya penurunan stunting masih harus terus ditingkatkan.
Dalam rapat koordinasi tersebut, Beliau menekankan pentingnya langkah-langkah pencegahan untuk memastikan keberlanjutan penurunan angka stunting di masa depan.
Rapat koordinasi yang berlangsung di Kantor Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kukar, Tenggarong, telah dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk jajaran Forkopimda, para Camat, Tim Penggerak PKK, serta perwakilan organisasi terkait.
Dalam sambutannya, Sekda Kukar tersebut menyampaikan apresiasi yang tinggi atas sinergi yang telah terjalin dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Sunggoni juga menekankan pentingnya keberlanjutan program-program yang telah dilaksanakan untuk mencapai target nasional.
Lebih lanjut, Ia menegaskan bahwa data yang akurat dan valid merupakan fondasi yang kokoh dalam pelaksanaan intervensi stunting yang tepat sasaran.
“Meskipun angka stunting telah menunjukkan penurunan, kita tidak boleh lengah,” tegas Sunggono dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (9/11/2024).
Beliau menekankan pentingnya kewaspadaan dan upaya berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan ini.
“Data yang akurat merupakan pedoman utama dalam menentukan langkah-langkah intervensi yang tepat, terutama bagi kelompok rentan seperti calon pengantin, ibu hamil, dan balita,” tambahnya.
Sunggono juga mendorong perlunya sinergi lintas sektor untuk memastikan penanganan stunting dilakukan secara komprehensif.
“Melalui kolaborasi yang erat dengan berbagai OPD, kita dapat mencapai hasil yang lebih optimal dalam upaya percepatan penurunan stunting,” imbuhnya.
Dirinya mengapresiasi tinggi upaya dan perencanaan yang telah dilakukan oleh tim teknis. Diharapkan implementasi rencana ini dapat berjalan sesuai dengan target yang telah ditetapkan sehingga dampak positifnya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat.
Pihaknya juga menekankan pentingnya peran para camat, lurah, dan kepala desa dalam mendampingi keluarga yang berisiko mengalami stunting. Beliau mendorong pelaksanaan Rembuk Stunting Desa secara aktif untuk mendeteksi dan menangani kasus stunting sejak dini.
“Pencegahan stunting merupakan tanggung jawab bersama. Kolaborasi yang erat antara berbagai pihak, mulai dari tingkat kabupaten hingga desa, menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan Kabupaten Kutai Kartanegara yang bebas dari masalah stunting,” tegas Sunggono.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris DP2KB, Mastukah, menyampaikan bahwa tujuan utama diseminasi hasil audit ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang berkontribusi terhadap terjadinya stunting pada kelompok sasaran.
Melalui identifikasi ini, diharapkan dapat dirumuskan rekomendasi yang komprehensif untuk mencegah terjadinya kasus serupa di masa mendatang.
“Materi yang dibahas mencakup langkah-langkah tindak lanjut yang perlu diambil, serta pentingnya monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan oleh Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK). Selain itu, peran pemerintah desa dalam memberikan dukungan intervensi yang diperlukan juga ditekankan,” tuturnya.
Dengan sinergi yang kuat antara berbagai pemangku kepentingan, diharapkan Kabupaten Kutai Kartanegara dapat mempertahankan tren penurunan angka stunting dan memastikan generasi penerus tumbuh sehat, cerdas, dan berkualitas.
penulis : Bayu